Asal Mula Berdirinya Desa SADAPAINGAN



 
Assalamualaikum Wr. Wb.

Kebetulan saya mendapat tugas dari mata pelajaran Bahasa Indonesia di sini saya akan menjelaskan secara singkat asal mula berdirinya desa SADAPAINGAN, semoga dalam tulisan ini dapat memberi manfa’at dan menambah wawasan bagi pembaca maupun penulis, ok baik kita langsung saja kecerita yang kita tunggu-tunggu.


Sejarah Lahirnya SADAPAINGAN
P
emerintahan Desa Sadapaingan berdiri sejak tahun 1830 yaitu berasal dari pamekaran Desa Muncang Pandak yang sekarang disebut Desa Cinyasag, yang termasuk wilayah kabupaten Panjalu.
Nama Desa Sadapaingan dulunya “Paingandisada” yang pendirinya adalah seorang ulama yang berasal dari Limbangan Garut yang diutus untuk menyebarkan agama Islam di wilayah Kerajaan Talaga Manggung. Ulama itu bernama SedaPatra (Aki Seda). Karena nama tersebut janggal maka oleh Pangeran Saringsingan dari kerajaan Talaga Manggung di ganti namanya menjadi “Sadapaingan”.

“HIR WALAHIR HOR ANGGOGOD NGELEK PUGAG TUMPAK COGREG NGAJINGJING SADAPAINGAN NANGGEUY CIPEUNDEUY,
HEUG PATANI GEURA TANGHI GUNUNG MADATI GEUS NGANTI DIPAJUARAN PANCUH KALAPA MAWA BEJA TI BOBOJONG GURILAP HERANG SISIT NILEM NA PAMUKA LAWANG CARITA BARI NGARAMPA SALIRA MALAH MANDAR ANJEUN SUKA NGABELA DESA REUJEUNG NAGARA DARIGAMA NYATANA”

                Konon zaman dahulu kala ketika masa jayanya Prabu Siliwangi menguasai “tatar sunda”,dengan segala kesaktiannya. Bukan saja dengan kesaktiannya saja melainkan karena kearifan dan kebijaksanaan dalam tindakan dan perbuatan. Dia seorang raja yang agung menyayangi sesama manusia apalagi terhadap rakyatnya.
Waktupun terus berlalu taun berganti taun dan pada akhirnya sampailah pada saat-saat  berakhirnya kedudukan sebagai raja yang adil karena terdesak masuknya budaya baru, justru budaya baru itu di bawakan oleh keturunannya.
Keturunan Prabu Siliwangi terpencai kemana-mana dari kerajaan Padjajaran. Salah satu diantaranya adalah Prabu Kian Santang yang memeluk agama Islam. Prabu Siliwamgi juga di ajak masuk Agama Islam oleh putranya. Akan tetapi karena memiliki rasa tanggungjawab mempertahankan budaya bangsa nya dia tidak mau berpindah agama. Pada akhirnya dia memutuskan pergi daripada mengkhianati rakyatnya. Kepergian Prabu Siliwangi tidak ada yang mengetahui karena kesaktian yang dia miliki. Bahkan oleh rakyatnya Prabu Siliwangi hilang menyempurnakan diri dengan jalan “ngahiang”.
Tinggalah sekarang kerajaannya yang sekailgus di perintah oeh Prabu Kian Santang. Seuruh rakyatnya tanpa suatu paksaan di ajak untuk memeluk budaya baru yakni agama islam yang di sebarkan olehnya.
Prabu Kian Santang sangat berhasil dan menarik perhatian dalam menyebarkan agama islam. Keberhasilan ini karena mendapat bantuan dari keraton Cirebon dengan Sultan susuhunan Cirebon. Persahabatan diantara mereka sangat erat sekali sehingga saling bantu membantu dalam segala hal.
Pada saat kunjungan Susuhunan cirebon pergi ke Pajajaran menceritakan bahwa kerajaan tetanggan sampai saat ini tidak mau masuk Islam. Adapun tetangganya itu adalah Kerajaan Talaga Manggung Dengan raja agung Palamarta Pangeran Talaga di dampingi calon Ratu keturunannya : Simbarkancana, Centang Barang dan Aki panglurah.
Sepulangnya Susuhunan cirebon Kian Santang merasa penasaran igin rasanya mengajak terhadap raja Talaga Manggung untuk masuk agama islam. Kian Santang merasa bingung siapa kiranya yang tepat untuk di utus dan sanggup pergi menemani Raja Talaga Manggung itu.
Pada suatu malam Kian Santang mendapat ilham dari yang maha kuasa bahwa yang paling tepat adalah orang tua yang berketurunan dari Limbangan Garut. Di utuslah salah seorang menemui Raja Limbangan dan dapatlah seorang yang sanggup, untuk menemui Raja Talaga. Kebetulan yang sanggup itu adalah seorang ulama yang sakti masih ada kaitannya dengan Girilaya.

 Aki Seda nama ulama sakti itu mendapat tugas menyebarkan agama Isam ke Talaga Manggung, kedua mendapat tugas menyebarkan keturunan di daerah itu di tempat yang masih kosong.
Kesaktian Aki Seda pun tidak kalah saktinya oleh Prabu Kiansantang. Aki Seda kalau bersembahyang suka di atas daun di atas daun pisang yang masih utuh berdiri tegak (menempel pada pohon yang beum di tebang). Kalau mau mengambil buah Kelapa cukup menggerakkan tangan dari dari bawah maka terjatuhlah kelapa itu.
Ceritanya Aki Seda pergi menuju daerah Talaga Manggung dan sampailah di sebelah selatan Talaga Manggung  yang saat itu sedang terjadi peperangan dengan Tentara kerajaan dari jogja. Betapun gigihnya tentara jogya tidak kuat melawan tentara kerajaan Talaga. Sampai pada akhirnya Aki Seda pun ikut tertangkap oleh tentara kerajaan Talaga.
Selama Aki Seda dalam tahapan segala tingkah lakunya tidak di pandang oleh Raja Talaga. Yang dipandang aneh itu karena setiap lima waktu suka mengadakan sembahyang, dengan bacaan-bacaan yang tidak di mengerti.
Karena kelakuan-kelakuan aneh itulah maka Aki Seda di anggap orang gila dan di asingkan ke hutan muncang pandak. Diantarkan oleh Pangeran Saringsingan dari Talaga manggung.
Aki Seda diam di hutan itu bahkan dapat membawa seorang wanita dari Talaga dan  Dijadikan istrinya. Akhirnya tugas pertama dari Kiansantang  dapat dilaksanakan karena Aki Seda telah memiliki anak dan cucu yang semakin banyak.
Seteah lamanya tinggal di tempat itu. Pangeran Saringsingan mendapat tugas untuk mengontrol daerah yang dipakai pengungsian Aki Seda yang di anggap gila itu. Sampailah pangeran Saringsingan di Hutan Peundey (tumbuhan samacam petai) dan hutan pisang. Padahal tadinya waktu mengantar Aki Seda belum banyak pisang. Pangeran Saringsingan semakin kaget saja karena di daerah itu sudah ada perumahan itu adalah keturunan Aki Seda.
Ketika akan memasuki perkampungan Pangeran Saringsingan melewati Gapura sederhana  dan di pinggirnya ada sebuah sumur yang sangat bening sekali. Pangeran Saringsingan merasa haus dan mau memberi minum kuda nya walaupun dalam hatinya merasa aneh karena di tempat itu dahulu belum ada sumur.
Pada saat minum Pangeran Saringsingan mendengar suara Adzan dari sebelah utara. Akan tetapi tidak ada wujud manusia yang ada di sekitar itu. Ketika itu Pangeran akan minum lagi terdengar lagi suara yang tanpa wujud. Pangeran Saringsingan kemudian mengontrolnya. Dan memperhatikan suara-suara yang datang dari pohon pisang, padahal suara itu adalah suara Aki Seda sedang shalat dengan mempergunakan ilmu kabut (haimunan).
Setelah Aki Seda selesai sembahyang barulah bertanya terhadap Pangeran Saringsingan tanpa menampakan dirinya :
Aki Seda                     : “Tuan mau kemana ?”                                                       
Saringsingan               : “Saya sedang diam... hey... siapa yang menyapa saya.” (Sambil melirik ke kiri dan kekanan tetapi tidak ada orang).
Aki seda                      : “Masa tuan tidak melihat saya. Katanya orang Telaga Manggung Sakti.”
Saringsingan               : ”Jangan mencela saya tidak bisa melihat.”
Aki Seda                     : “Sambil tersenyum dia menampakan dirinya, sehingga dapat terlihat oleh Pangeran Saringsingan.”
Saringsingan               : “ Paingan atuh da Aki Seda ( pantas kalau begitu karena yang berbicara itu Aki Seda)

                
Sebelum pergi setelah lama silaturahmi dengan Aki Seda Pangeran Saringsingan pergi. Namun sebelum pergi pangeran beramanat kepada Aki Seda sebagai berikut :
” JAGANING PAGETO JAGANING SUPAGI IEU PATEMPATAN KU AKI KUDU DI NGARANAN PAINGAN DISADA, KADE KI ”
Nanti pada masa yang akan datang daerah ini harus di beri nama paingandisada”
Namun karena bahasanya yang janggal desa ini. Oleh Aki Seda di berinama SADAPAINGAN yang saat itu termasuk kawasan hutan muncang pandak. Untuk menyebarkan keturunan salah seorang di suruh membuka hutan itu setelah berkembang di sebut dusun MUNCANGPANDAK.
Setelah Aki Seda pergi tanpa ada yang mengetahui daerah Muncangpandak yang termasuk Talaga ini di bagi dua bagian :
         Paingandisada sekarang sadapaingan, ciamis
         Muncangpandak sekarang Cinyasag, panawangan, ciamis
Sumur tempat aki seda berada di Kampng cipeundey. Yang sampai saat sekarang tidak pernah kering walaupun kemarau panjang.
        Setelah ada perjanjian dengan Prabu Galuh pakuan dari ciamis maka daerah muncangpandak, sadapaingan termasuk wilayah Kabupaten Panjalu dengan batasnya sungai cijolang, gunung Medati.
        Demikianlah cerita Aki Seda yang sakti pendiri Desa sadapaingan, sebenarnya dialah penyebar islam pertama di daerah Ciamis utara dan orang pertama sebagai penyebar agama islam yang menyusup ke daerah Kerajaan Talaga Manggung yang kedudukannya sekarang di Talaga kabupaten Majalengka. Aki Seda telah berhasil menunaikan tugas tanpa peperangan akan tetapi sagala usahanya itu dilaksanakan dengan ketabahan dan kesabaran diri.

Riwayat Aki Seda

        Suatu pagi yang cerah panorama menyinari alam penuh kedamaian. Air bening menempel pada dan-daun yang hijau mengkilap, betapa indahnya. Pohon-pohon yang besar mengelilingi sebuah bangunan, yang tiang-tiangnya terbuat dari pohon jati beratapkan kiray sangat menawan hati.
        Pearbu Kiansantang baru naik tahta Kerajaan Padjajaran, sedang menanti kedatangan tamu-tamu agung Pangeran Susuhunan dari Keraton kacirebonan, sambil menikmati pagi hari yang cearah.
        Tidak lama kemudian apa yang di nantikan telah berkumpul untuk mengadakan musyawarah dibalairungseri, di hadapi kerabat dan penasihat dari dari kerajaan Limbangan Garut, tumenggung Mentri, hulubalang, rakyat hina dina sekaliannya. Maka Baginda Kiansantang bertitah terhadap tamunya :
" Aduhai sahabatku sekalian, selamat datang di negeri ku tercinta ini, sengaja mengundang shabat-sahabatku. dan maafkan atas segala penerimaan di negeri ini besar pasak daripada tiang."
        Perabu Susuhunan cirebon dengan lembut :
"Wahai kerabatku tercinta, hamba menghaturkan banyak terima kasih atas segala budi baik yang telah disampaikan kedahu."
        "Pangeran sudah lama kita tidak berjumpa dengan betapa rasa rinduku terhadapmu, dan bagaimana keadaan di daerah pangeran Susuhunan pada waktu ini ? "
        Pangeran Susuhunan mendengar pertanyaan Kiansantang , diam sejenak, tak lama kemudian dia berbicara.
        " keadaan di negeriku pada saat ini dalam keadaan tenang, aman, tenttram tiada satupun yang menggangu kedamain. Namun betapa hatiku kecewa mendengar bahwa di dekat keratonku masih bersemayam kerajaan yang tidak mau masuk agama kita yang sangat agung yakni Agama Islam."
        Perabu Kiansantang mengerutkan dahinya sambil senyum simpul yang mengandung arti yang mendalam.
        " Aaahh, aku tidak percaya ! andaikan aku boleh tahu, kerajaan manakah yang belum sealiran dengan kita ? " kata Perabu Kiansantang.
        " Kami telah beberapa kali mencoba mengirim surat ke negeri itu, tapi apa mau di kata mereka tetap bertahan pada pendiriannya memeliuk agama Hindu. Justru inilah yang menjadi pemikiranku dan ini pulalah yang mendorong haserat hatiku pergi ke negeri padjajaran yang indah ini."
        "Sahabatku apa yang dapat aku lakukan untuk membantumu?" Kata Perabu Kiansantang. Mereka berhenti sejenak untuk mencicipi makanan yang di sajikan puteri- puteri dari puri padjajaran. Lalu Perabu Kiansantang bertanya pada Pangeran Susuhunan.
        " Oooo, aku lupa kerajaan manakah yang tidak mau mau memeluk ajaran Nabi Muhammad?
        " Perlu saya akui, dia memang keras kepala dan tidak mau mengikuti kita, yaitu Raja TalagaManggung."
Kiansantang mengangguk-anggukkan kepala mendengar keterangan dari Pangeran Susuhunan itu. sambnil berkata ;"Baiklah jika demikian aku mau minta nasehat dari sahabatku Raja Limbangan." Kata Kiansantang sambil melirik pada Raja Limbangan Garut.. Raja Limbangan Garut yang sudah cukup tua dan juga sekaligus menjadi penasihat Kiansantang berkata :
        "Ampun tuanku beribu-ribu ampun, sembah patik yang hina diharapkan di ampun; dijual jauh digantung tinggi, di bakar hangus, di rendam basah. Titah duli tuanku itu teramatlah benarnya dan patik hanya dapat memberi jalan yang paling tepat menjalankan titah tuan hanyalah anak patik bernama Seda."
Mendengar jawaban dari Raja Limbangan itu, betapa gembiranya Kiansantang dan Perabu Susuhunan dari Cirebon. Kiansantang menugaskan Sedapatra
untuk menyelidiki daerah kerajaan TalagaManggung dan mengemban amanat untuk menyebarkan Agama Islam di daerah TalagaManggung.
        Tujuh hari kemudian Sedapatra berangkat membawa amanat yang berat karena kalau raja TalagaManggung tidak masuk Islam dia tidak di perkenankan ke padjajaran maupu ke Limbangan. Diperjalanan dia berpikir bagaimana caranya untuk dapat menyebarkan Agama Islam bahkan kalau bisa Menalukan Raja TalagaManggung.
        Terpikirlah di benaknya, tidak ada jalan lain untuk masuk ke daerah Kerajaan TalagaManggung dia Harus menyamar sebagai pedagang.
        Sesampainya di TalagaManggung dia tidak menghadap pada Raja TalagaManggung, akan tetapi terus berdagang dan sedikit demi sedikit terus mempengaruhi penduduk di pinggiran kerajaan. Pada wakt itu sedang terjadi penyerangan dari Kerajaan Mataram yang di pimpin yang di pimpin oleh Demang yogya. Karena takut terlibat, maka dia menjual dagangannya ke dekat Lingkungan Keraton Talaga. Akhirnya ajaran yang diajarkan oeh Sedapatra terdengar oleh pihak kerajaan, dan Sedapatra di tangkap oeh Pangeran Saringsingan. Sebelm diasingkan Sedapatra menyerahkan surat dari Kiansantang kepada Raja Talaga.
        Raja Talaga Murka, akibatnya Sedapatra di siksa, Dia tidak ,melawan walaupun di siksa Sedapatra tidak minta ampun, karena diapun mempunyai kesaktian yang luar biasa. Pada akhirnya merasa bosan juga yang menyiksanya yakni Pangeran Saringsingan.
        " Hai Saringsingan buanglah si Seda ini ke sebuah hutan sebelah selatan negeri ini, karena hanya akan membuat negeri kita hancur dan dijajah dengan paham barunya?" kata Raja TalagaManggung.
Pangeran menyembah sambil berkata :
"Titah baginda akan hamba laksanakan dengan senang hati."
"Tapi ingat bawa oleh kamu sekalian. dayang negeri ini yang memberi makan dan minum sembunyi-sembunyi pada waktu si Seda di tahan di sini. "
"Baiklah baginda akan saya laksanakan."
        Konon di buanglah Sedapatra kepegunungan sebelah selatan Talaga di hutan belantara yang penuh dengan binatang buas. Namun dasar Sedapatra seorang yang berilm tinggi, dia tetap bertahan hidup di hutan belantara itu. Daerah ini setelah Sedapatra mengembangkan keturunannya disebut hutan Jahat dan sekarang di sebut hutan jahim.
        Setiap sore di hutan Jahim itu Sedapatra dengan anak atau ketrunannya suka berburu ke sebelah utara, dia sangat senang meihat perang antara pasukan Demang Yogya dengan tentara Talaga, karena sangat teduh, indah, dan sejuk sebelm pulang ke jahim. Tempat itu sekarang di sebut maniis, mungkin berasal dari kata " paniisan" /Tempat istirahat.
        Pekerjaan sebagai pedagang berubah menjadi pemburu untuk makan sehari-hari, di perjalanan banyak kepala manusia akibat kejamnya peperangan antara Talaga dengan tentara Demang yogya. 
Adapun makam-makam keturunan Aki Seda dan Demang yogya adalah :
1.        Keramat Sukasirna              : Buyut Mandapa
                                                  Buyut Suradiprana
                                                  Buyut Dipasantana
                                                  Buyut Samad
                                                   Buyut Jaidah
2.        Kramat Cawene Gede         : Dewi Andayasari
3.        Keramat Panjakalan            : Buyut Tambak sari
4.        Kramat janggot                  : Eyang Jaga Bumi
5.        Kramat Cipeundeuy            : Buyut Nitiwacana
6.        Leuweung Datar                 : Prabu Dewantara
7.        Kramat Malinggut               : Prabu singadipati
8.        Kramat Cisadapaingan        : Prabu Siliwangi Dewantara
9.        Kramat Pasirmindi              : Nyi Ronasih
10.    Keramat Sinoman             : Gunung Madati      sebagai tempat  bersemayam  Ratu Onom, karena konon onom-onom yang ada di Rawa bak bok banjar hanya anak buahnya saja.
11.     Alun-alun                           : Pancarasa-Pancabaya

Sejarah Pemerintahan Desa
NAMA-NAMA KUWU/KEPALA DESA
SEBELUM DAN SESUDAH BERDIRINYA DESA SADAPAINGAN


No
Periode
Nama Kepala Desa
Keterangan
1
1830 s/d 1835
Aki Panglurah

2
1835 s/d 1850
Dipasantana

3
1851 s/d 1864
Suradiprana

4
1865 s/d 1899
Singawijaya

5
1899 s/d 1900
Ujat

6
1900 s/d 1932
Sastrawijaya

7
1933 s/d 1943
Marhali Astradinata

8
1944 s/d 1946
Wartadinata

9
1947 s/d 1948
Wikarta

10
1949 s/d 1950
S. Sutisnamiharja

11
1951 s/d 1953
Abdul Majid

12
1954 s/d 1960
Kartasasmita

13
1961 s/d 1969
Surna Supena

14
1970 s/d 1971
Zainal Mutaqin
Kartiker
15
1971 s/d 1980
K. Natawiria

16
1981 s/d 1989
K. Natawiria

17
1989 s/d 1995
E. Natasumantri

18
1996 s/d 1999
Aman
Kartiker
19
1999 s/d 2007
Sutisna Wikarta

20
2007 s/d Sekarang
Hadi



Tabel 2. Sejarah Pembangunan Desa
No
Tahun
Kegiatan Pembangunan
Pendanaan
1
1977
Pembangunan DAM Cioled
Subsidi Pemerintah
2
1978
Pembeangunan Balai Desa Sadapaingan
Subsidi+ Got Roy
3
1979
Pembangunan Jembatan Cipicung
Subsidi+Swadaya
4
1980
Pembangunan DAM Cijoho
Subsidi+Swadaya
5
1981
Pembangunan DAM Dangdeur
Subsidi+Swadaya
6
1982
Rehab Jembatan Cipicung
Swadaya Masyarakat
7
1984
Pembangunan DAM Pakuwon
Pemerintah DT II
8
1985
Pembangunan DAM Cikaler
Pemerintah DT II
9
1987
Pembangunan DAM Sindang aring
Pemerintah DT II
10
1987
Pembangunan Listrik Masuk Desa
Swadaya Masyarakat
11
1987
Pembangunan SDN 3 Sadapaingan
Pemerintah DT II
12
1988
Pembangunan DAM Jambu
Pemerintah DT II
13
1988
Pembangunan DAM Sawah Kadu
Pemerintah DT II
14
1989
Rehab Mesjid Jami Sadapaingan
Swadaya Masyarakat
15
1989
Pembangunan SD V
Subsidi Pemerintah
16
1990
Perbaikan Lapang Sepakbola
Swadaya Masyarakat
17
1991
Pembangunan Ruang PKK
Swadaya Masyarakat
18
1991
Pengaspalan Jalan Desa  3.5 km
APBD / Swadaya
19
1992
PembangunanTaman Kanak-Kanak
Swadaya Masyarakat
20
2000
Pembangunan/Pengerasan Jalan TPT/TPT
APBD Propinsi
21
2001
Pemb. DAM Pakuwon
APBD
22
2002
Pembangunan Pipanisasi
Dana APBD Kab
23
2002
Pembangunan DAM Kopo
APBD
24
2003
Pmeliharaan Saluran air pakuwon
APBD
25
2005
PDMDKE Perbaikan Jalan Desa
APBD
26
2006
Weslc II
APBN
27
2006
Pemb. TPT Jalan Desa poros dusun
ADD/Swadaya
28
2007
Pemb. TPT Jalan Desa Poros Dusun
APBD Propinsi
29
2007
Pengaspalan jalan Dsn Bjs-KRS/PPIP
APBD Propinsi
30
2008
Rehab Kantor Desa Sadapaingan
APBD
31
2008
Rehabilitasi SD 1, 3, 4 dan 5
APBD
32
2008
Rehabilitasi DAM Cioled
APBD
33
2008/ 09
Penetrasi Jalan Desa
APBN/Swadaya
34
2009
Pembangunan TPT Jalan Desa poros Dusun
APBN/Swadaya
35
2010
Pemb. Madrasah Nurul Yakin Bjs
Swadaya
36
2010
Mebeler MD Nurul Yakin
APBN/Swadaya
37
2010
Pemb. TPT Jln Desa Poros Dusun
APBD/Swadaya


2.1.2   Demografi 
Tabel 3. Kondisi Geografis
No
Uraian
Keterangan
1
Luas wilayah    :      643,690 Ha

2
Jumlah Dusun : 7 (Tujuh)
1) Dusun Cipeundeuy
2) Dusun Sadapaingan
3) Dusun Kalapa
4) Dusun Cimanem
5) Dusun Karangsumiar
6) Dusun Bojongsari
7) Dusun Cogreg



3
Batas wilayah :
a. Utara         :  Kabupaten Majalengka
b. Selatan    :  Gunung Madati
c. Barat        :  Sungai Cijolang/Kab. Majalengka
d. Timur       :  Desa Gardu Jaya







4
Topografi
a.  Luas kemiringan lahan (rata-rata)
1.  Datar  394,230 Ha
2.  Miring 249,460 Ha
b. Ketinggian di atas permukaan laut (rata-rata)   700 m

5






Hidrologi :
Irigasi berpengairan tehnis








6
 Klimatologi :
a.  Suhu     25 – 30 °C
b.  Curah Hujan     2000/3000 mm
c.  Kelembaban udara
d.  Kecepatan angin

7
  Luas lahan pertanian
a.  Sawah teririgasi         :     44,9  Ha
b.   Sawah tadah hujan        :    200,5  Ha
c.   Perkebunan                   :     37,2  Ha
 
8
Luas lahan pemukiman         : 24,7  Ha

9



 Kawasan rawan bencana :
        Longsor                    : 20  Ha







2.1.3. Keadaan Sosial
Tabel 5. Keadaan Sosial
No.
Uraian
Jumlah
Keterangan
1
Kependudukan



A. Jumlah Penduduk (Jiwa)
4929


B. Jumlah KK
1602


C. Jumlah laki-laki



a. 0 – 15 tahun
579


b. 16 – 55 tahun
1276


c. Diatas 55 tahun
553


D. Jumlah perempuan



a. 0 – 15 tahun
514


b. 16 – 55 tahun
1415


c. Diatas 55 tahun
592

2
Kesejahteraan Sosial



A. Jumlah KK Prasejahtera
 262


B. Jumlah KK Sejahtera
300


C. Jumlah KK Kaya
180


D. Jumlah KK Sedang
602


E. Jumlah KK Miskin
258

3
Tingkat Pendidikan



A. Tidak tamat SD
317


B. SD
2973


C. SLTP
576


D. SLTA
268


E. Diploma/Sarjana
57

4
Mata Pencaharian



A. Buruh Tani
542


B. Petani
909


C. Peternak
525


D. Pedagang
114


E. Tukang Kayu
12


F. Tukang Batu
6


G. Penjahit
22


H. PNS
34


I. Pensiunan
36


J. TNI/Polri
3


K. Perangkat Desa
14


L. Pengrajin
2


M.Industri kecil
38


N. Buruh Industri
133


O. Lain-lain
72

5
Agama



A. Islam
100%


B. Kristen
-


C. Protestan
-


D. Katolik
-


E. Hindu
-


F. Budha
-


THE END***

Mungkin cukup sampai disini cerita yang bisa saya tulis, cerita ini masih jauh dari kesempurnaan. Mohon ma’af bila ada kata-kata yang masih kurang jelas untuk itu kritik dan saran yang bersipat membangun sangatlah kami harapkan, akhir kata Wassalammualaikum Wr. Wb.