Asal Mula Berdirinya Desa SADAPAINGAN
Assalamualaikum Wr. Wb.
Kebetulan saya mendapat tugas dari mata pelajaran Bahasa Indonesia di sini saya akan menjelaskan secara singkat asal mula berdirinya desa SADAPAINGAN, semoga dalam tulisan ini dapat memberi manfa’at dan menambah wawasan bagi pembaca maupun penulis, ok baik kita langsung saja kecerita yang kita tunggu-tunggu.
Sejarah Lahirnya
SADAPAINGAN
P
|
emerintahan Desa Sadapaingan berdiri sejak tahun 1830 yaitu berasal dari
pamekaran Desa Muncang Pandak yang sekarang disebut Desa Cinyasag, yang
termasuk wilayah kabupaten Panjalu.
Nama Desa Sadapaingan dulunya “Paingandisada” yang pendirinya adalah
seorang ulama yang berasal dari Limbangan Garut yang diutus untuk menyebarkan
agama Islam di wilayah Kerajaan Talaga Manggung. Ulama itu bernama SedaPatra
(Aki Seda). Karena nama tersebut janggal maka oleh Pangeran Saringsingan dari
kerajaan Talaga Manggung di ganti namanya menjadi “Sadapaingan”.
“HIR WALAHIR HOR ANGGOGOD NGELEK
PUGAG TUMPAK COGREG NGAJINGJING SADAPAINGAN NANGGEUY CIPEUNDEUY,
HEUG PATANI GEURA TANGHI GUNUNG
MADATI GEUS NGANTI DIPAJUARAN PANCUH KALAPA MAWA BEJA TI BOBOJONG GURILAP
HERANG SISIT NILEM NA PAMUKA LAWANG CARITA BARI NGARAMPA SALIRA MALAH MANDAR
ANJEUN SUKA NGABELA DESA REUJEUNG NAGARA DARIGAMA NYATANA”
Konon
zaman dahulu kala ketika masa jayanya Prabu Siliwangi menguasai “tatar
sunda”,dengan segala kesaktiannya. Bukan saja dengan kesaktiannya saja
melainkan karena kearifan dan kebijaksanaan dalam tindakan dan perbuatan. Dia
seorang raja yang agung menyayangi sesama manusia apalagi terhadap rakyatnya.
Waktupun terus berlalu taun
berganti taun dan pada akhirnya sampailah pada saat-saat berakhirnya
kedudukan sebagai raja yang adil karena terdesak masuknya budaya baru, justru
budaya baru itu di bawakan oleh keturunannya.
Keturunan Prabu Siliwangi
terpencai kemana-mana dari kerajaan Padjajaran. Salah satu diantaranya adalah
Prabu Kian Santang yang memeluk agama Islam. Prabu Siliwamgi juga di ajak masuk
Agama Islam oleh putranya. Akan tetapi karena memiliki rasa
tanggungjawab mempertahankan budaya bangsa nya dia tidak mau berpindah
agama. Pada akhirnya dia memutuskan pergi daripada mengkhianati rakyatnya.
Kepergian Prabu Siliwangi tidak ada yang mengetahui karena kesaktian yang dia
miliki. Bahkan oleh rakyatnya Prabu Siliwangi hilang menyempurnakan diri dengan
jalan “ngahiang”.
Tinggalah sekarang kerajaannya
yang sekailgus di perintah oeh Prabu Kian Santang. Seuruh rakyatnya tanpa suatu
paksaan di ajak untuk memeluk budaya baru yakni agama islam yang di sebarkan
olehnya.
Prabu Kian Santang sangat
berhasil dan menarik perhatian dalam menyebarkan agama islam. Keberhasilan ini
karena mendapat bantuan dari keraton Cirebon dengan Sultan susuhunan Cirebon.
Persahabatan diantara mereka sangat erat sekali sehingga saling bantu membantu
dalam segala hal.
Pada saat kunjungan Susuhunan
cirebon pergi ke Pajajaran menceritakan bahwa kerajaan tetanggan sampai saat
ini tidak mau masuk Islam. Adapun tetangganya itu adalah Kerajaan Talaga
Manggung Dengan raja agung Palamarta Pangeran Talaga di dampingi calon Ratu
keturunannya : Simbarkancana, Centang Barang dan Aki panglurah.
Sepulangnya Susuhunan cirebon
Kian Santang merasa penasaran igin rasanya mengajak terhadap raja Talaga
Manggung untuk masuk agama islam. Kian Santang merasa bingung siapa kiranya
yang tepat untuk di utus dan sanggup pergi menemani Raja Talaga Manggung itu.
Pada suatu malam Kian Santang
mendapat ilham dari yang maha kuasa bahwa yang paling tepat adalah orang tua
yang berketurunan dari Limbangan Garut. Di utuslah salah seorang menemui Raja
Limbangan dan dapatlah seorang yang sanggup, untuk menemui Raja Talaga.
Kebetulan yang sanggup itu adalah seorang ulama yang sakti masih ada kaitannya
dengan Girilaya.
Aki Seda nama ulama sakti
itu mendapat tugas menyebarkan agama Isam ke Talaga Manggung, kedua mendapat
tugas menyebarkan keturunan di daerah itu di tempat yang masih kosong.
Kesaktian Aki Seda pun tidak
kalah saktinya oleh Prabu Kiansantang. Aki Seda kalau bersembahyang suka di
atas daun di atas daun pisang yang masih utuh berdiri tegak (menempel pada
pohon yang beum di tebang). Kalau mau mengambil buah Kelapa cukup menggerakkan
tangan dari dari bawah maka terjatuhlah kelapa itu.
Ceritanya Aki Seda pergi menuju
daerah Talaga Manggung dan sampailah di sebelah selatan Talaga
Manggung yang saat itu sedang terjadi peperangan dengan Tentara
kerajaan dari jogja. Betapun gigihnya tentara jogya tidak kuat melawan tentara
kerajaan Talaga. Sampai pada akhirnya Aki Seda pun ikut tertangkap oleh tentara
kerajaan Talaga.
Selama Aki Seda dalam tahapan
segala tingkah lakunya tidak di pandang oleh Raja Talaga. Yang dipandang aneh
itu karena setiap lima waktu suka mengadakan sembahyang, dengan bacaan-bacaan
yang tidak di mengerti.
Karena kelakuan-kelakuan aneh
itulah maka Aki Seda di anggap orang gila dan di asingkan ke hutan muncang
pandak. Diantarkan oleh Pangeran Saringsingan dari Talaga manggung.
Aki Seda diam di hutan itu bahkan
dapat membawa seorang wanita dari Talaga dan Dijadikan istrinya.
Akhirnya tugas pertama dari Kiansantang dapat dilaksanakan karena
Aki Seda telah memiliki anak dan cucu yang semakin banyak.
Seteah lamanya tinggal di tempat
itu. Pangeran Saringsingan mendapat tugas untuk mengontrol daerah yang dipakai
pengungsian Aki Seda yang di anggap gila itu. Sampailah pangeran Saringsingan
di Hutan Peundey (tumbuhan samacam petai) dan hutan pisang. Padahal tadinya
waktu mengantar Aki Seda belum banyak pisang. Pangeran Saringsingan semakin
kaget saja karena di daerah itu sudah ada perumahan itu adalah keturunan Aki
Seda.
Ketika akan memasuki perkampungan
Pangeran Saringsingan melewati Gapura sederhana dan di pinggirnya
ada sebuah sumur yang sangat bening sekali. Pangeran Saringsingan merasa haus
dan mau memberi minum kuda nya walaupun dalam hatinya merasa aneh karena di
tempat itu dahulu belum ada sumur.
Pada saat minum Pangeran
Saringsingan mendengar suara Adzan dari sebelah utara. Akan tetapi tidak ada
wujud manusia yang ada di sekitar itu. Ketika itu Pangeran akan minum lagi
terdengar lagi suara yang tanpa wujud. Pangeran Saringsingan kemudian mengontrolnya.
Dan memperhatikan suara-suara yang datang dari pohon pisang, padahal suara itu
adalah suara Aki Seda sedang shalat dengan mempergunakan ilmu kabut (haimunan).
Setelah Aki Seda selesai
sembahyang barulah bertanya terhadap Pangeran Saringsingan tanpa menampakan
dirinya :
Aki
Seda
: “Tuan mau kemana
?”
Saringsingan
: “Saya sedang diam... hey... siapa yang menyapa saya.” (Sambil melirik ke kiri
dan kekanan tetapi tidak ada orang).
Aki
seda
: “Masa tuan tidak melihat saya. Katanya orang Telaga Manggung Sakti.”
Saringsingan
: ”Jangan mencela saya tidak bisa melihat.”
Aki
Seda
: “Sambil tersenyum dia menampakan dirinya, sehingga dapat terlihat oleh
Pangeran Saringsingan.”
Saringsingan
: “ Paingan atuh da Aki Seda ( pantas kalau begitu karena yang berbicara itu
Aki Seda)
Sebelum pergi setelah lama
silaturahmi dengan Aki Seda Pangeran Saringsingan pergi. Namun sebelum pergi
pangeran beramanat kepada Aki Seda sebagai berikut :
” JAGANING PAGETO JAGANING SUPAGI
IEU PATEMPATAN KU AKI KUDU DI NGARANAN PAINGAN DISADA, KADE KI ”
Nanti pada masa yang
akan datang daerah ini harus di beri nama paingandisada”
Namun karena bahasanya yang
janggal desa ini. Oleh Aki Seda di berinama SADAPAINGAN yang saat itu termasuk
kawasan hutan muncang pandak. Untuk menyebarkan keturunan salah seorang di
suruh membuka hutan itu setelah berkembang di sebut dusun MUNCANGPANDAK.
Setelah Aki Seda pergi tanpa ada
yang mengetahui daerah Muncangpandak yang termasuk Talaga ini di bagi dua
bagian :
• Paingandisada sekarang sadapaingan, ciamis
• Muncangpandak sekarang Cinyasag, panawangan, ciamis
Sumur tempat aki seda berada di
Kampng cipeundey. Yang sampai saat sekarang tidak pernah kering walaupun
kemarau panjang.
Setelah
ada perjanjian dengan Prabu Galuh pakuan dari ciamis maka daerah muncangpandak,
sadapaingan termasuk wilayah Kabupaten Panjalu dengan batasnya sungai cijolang,
gunung Medati.
Demikianlah
cerita Aki Seda yang sakti pendiri Desa sadapaingan, sebenarnya dialah penyebar
islam pertama di daerah Ciamis utara dan orang pertama sebagai penyebar agama
islam yang menyusup ke daerah Kerajaan Talaga Manggung yang kedudukannya
sekarang di Talaga kabupaten Majalengka. Aki Seda telah berhasil menunaikan
tugas tanpa peperangan akan tetapi sagala usahanya itu dilaksanakan dengan ketabahan
dan kesabaran diri.
Riwayat Aki Seda
Suatu
pagi yang cerah panorama menyinari alam penuh kedamaian. Air bening menempel
pada dan-daun yang hijau mengkilap, betapa indahnya. Pohon-pohon yang besar
mengelilingi sebuah bangunan, yang tiang-tiangnya terbuat dari pohon jati
beratapkan kiray sangat menawan hati.
Pearbu
Kiansantang baru naik tahta Kerajaan Padjajaran, sedang menanti kedatangan
tamu-tamu agung Pangeran Susuhunan dari Keraton kacirebonan, sambil menikmati
pagi hari yang cearah.
Tidak
lama kemudian apa yang di nantikan telah berkumpul untuk mengadakan musyawarah
dibalairungseri, di hadapi kerabat dan penasihat dari dari kerajaan Limbangan
Garut, tumenggung Mentri, hulubalang, rakyat hina dina sekaliannya. Maka Baginda
Kiansantang bertitah terhadap tamunya :
" Aduhai sahabatku sekalian,
selamat datang di negeri ku tercinta ini, sengaja mengundang shabat-sahabatku.
dan maafkan atas segala penerimaan di negeri ini besar pasak daripada
tiang."
Perabu
Susuhunan cirebon dengan lembut :
"Wahai kerabatku tercinta,
hamba menghaturkan banyak terima kasih atas segala budi baik yang telah
disampaikan kedahu."
"Pangeran
sudah lama kita tidak berjumpa dengan betapa rasa rinduku terhadapmu, dan
bagaimana keadaan di daerah pangeran Susuhunan pada waktu ini ? "
Pangeran
Susuhunan mendengar pertanyaan Kiansantang , diam sejenak, tak lama kemudian
dia berbicara.
"
keadaan di negeriku pada saat ini dalam keadaan tenang, aman, tenttram tiada
satupun yang menggangu kedamain. Namun betapa hatiku kecewa mendengar bahwa di
dekat keratonku masih bersemayam kerajaan yang tidak mau masuk agama kita yang
sangat agung yakni Agama Islam."
Perabu
Kiansantang mengerutkan dahinya sambil senyum simpul yang mengandung arti yang
mendalam.
"
Aaahh, aku tidak percaya ! andaikan aku boleh tahu, kerajaan manakah yang belum
sealiran dengan kita ? " kata Perabu Kiansantang.
"
Kami telah beberapa kali mencoba mengirim surat ke negeri itu, tapi apa mau di
kata mereka tetap bertahan pada pendiriannya memeliuk agama Hindu. Justru
inilah yang menjadi pemikiranku dan ini pulalah yang mendorong haserat hatiku
pergi ke negeri padjajaran yang indah ini."
"Sahabatku
apa yang dapat aku lakukan untuk membantumu?" Kata Perabu Kiansantang. Mereka berhenti sejenak untuk mencicipi makanan
yang di sajikan puteri- puteri dari puri padjajaran. Lalu Perabu Kiansantang
bertanya pada Pangeran Susuhunan.
"
Oooo, aku lupa kerajaan manakah yang tidak mau mau memeluk ajaran Nabi
Muhammad?
" Perlu saya akui, dia memang keras kepala dan tidak mau mengikuti kita, yaitu Raja TalagaManggung."
" Perlu saya akui, dia memang keras kepala dan tidak mau mengikuti kita, yaitu Raja TalagaManggung."
Kiansantang mengangguk-anggukkan
kepala mendengar keterangan dari Pangeran Susuhunan itu. sambnil berkata
;"Baiklah jika demikian aku mau minta nasehat dari sahabatku Raja
Limbangan." Kata Kiansantang sambil melirik pada Raja Limbangan Garut..
Raja Limbangan Garut yang sudah cukup tua dan juga sekaligus menjadi penasihat
Kiansantang berkata :
"Ampun
tuanku beribu-ribu ampun, sembah patik yang hina diharapkan di ampun; dijual
jauh digantung tinggi, di bakar hangus, di rendam basah. Titah duli tuanku itu
teramatlah benarnya dan patik hanya dapat memberi jalan yang paling tepat menjalankan
titah tuan hanyalah anak patik bernama Seda."
Mendengar jawaban dari Raja
Limbangan itu, betapa gembiranya Kiansantang dan Perabu Susuhunan dari Cirebon.
Kiansantang menugaskan Sedapatra
untuk menyelidiki daerah kerajaan
TalagaManggung dan mengemban amanat untuk menyebarkan Agama Islam di daerah
TalagaManggung.
Tujuh
hari kemudian Sedapatra berangkat membawa amanat yang berat karena kalau raja
TalagaManggung tidak masuk Islam dia tidak di perkenankan ke padjajaran maupu
ke Limbangan. Diperjalanan dia berpikir bagaimana caranya untuk dapat
menyebarkan Agama Islam bahkan kalau bisa Menalukan Raja TalagaManggung.
Terpikirlah
di benaknya, tidak ada jalan lain untuk masuk ke daerah Kerajaan TalagaManggung
dia Harus menyamar sebagai pedagang.
Sesampainya
di TalagaManggung dia tidak menghadap pada Raja TalagaManggung, akan tetapi
terus berdagang dan sedikit demi sedikit terus mempengaruhi penduduk di
pinggiran kerajaan. Pada wakt itu sedang terjadi penyerangan dari Kerajaan
Mataram yang di pimpin yang di pimpin oleh Demang yogya. Karena takut terlibat,
maka dia menjual dagangannya ke dekat Lingkungan Keraton Talaga. Akhirnya
ajaran yang diajarkan oeh Sedapatra terdengar oleh pihak kerajaan, dan
Sedapatra di tangkap oeh Pangeran Saringsingan. Sebelm diasingkan Sedapatra
menyerahkan surat dari Kiansantang kepada Raja Talaga.
Raja
Talaga Murka, akibatnya Sedapatra di siksa, Dia tidak ,melawan walaupun di
siksa Sedapatra tidak minta ampun, karena diapun mempunyai kesaktian yang luar
biasa. Pada akhirnya merasa bosan juga yang menyiksanya yakni Pangeran
Saringsingan.
"
Hai Saringsingan buanglah si Seda ini ke sebuah hutan sebelah selatan negeri
ini, karena hanya akan membuat negeri kita hancur dan dijajah dengan paham
barunya?" kata Raja TalagaManggung.
Pangeran menyembah sambil berkata
:
"Titah baginda akan hamba
laksanakan dengan senang hati."
"Tapi ingat bawa oleh kamu sekalian. dayang negeri ini yang memberi makan dan minum sembunyi-sembunyi pada waktu si Seda di tahan di sini. "
"Tapi ingat bawa oleh kamu sekalian. dayang negeri ini yang memberi makan dan minum sembunyi-sembunyi pada waktu si Seda di tahan di sini. "
"Baiklah baginda akan saya
laksanakan."
Konon
di buanglah Sedapatra kepegunungan sebelah selatan Talaga di hutan belantara
yang penuh dengan binatang buas. Namun dasar Sedapatra seorang yang berilm
tinggi, dia tetap bertahan hidup di hutan belantara itu. Daerah ini setelah
Sedapatra mengembangkan keturunannya disebut hutan Jahat dan sekarang di sebut
hutan jahim.
Setiap
sore di hutan Jahim itu Sedapatra dengan anak atau ketrunannya suka berburu ke
sebelah utara, dia sangat senang meihat perang antara pasukan Demang Yogya
dengan tentara Talaga, karena sangat teduh, indah, dan sejuk sebelm pulang ke
jahim. Tempat itu sekarang di sebut maniis, mungkin berasal dari kata "
paniisan" /Tempat istirahat.
Pekerjaan
sebagai pedagang berubah menjadi pemburu untuk makan sehari-hari, di perjalanan
banyak kepala manusia akibat kejamnya peperangan antara Talaga dengan tentara
Demang yogya.
Adapun makam-makam keturunan Aki
Seda dan Demang yogya adalah :
1.
Keramat
Sukasirna
: Buyut Mandapa
Buyut Suradiprana
Buyut
Dipasantana
Buyut Samad
Buyut
Jaidah
2.
Kramat Cawene
Gede : Dewi Andayasari
3.
Keramat
Panjakalan :
Buyut Tambak sari
4.
Kramat
janggot
: Eyang Jaga Bumi
5.
Kramat Cipeundeuy
: Buyut Nitiwacana
6.
Leuweung
Datar
: Prabu Dewantara
7.
Kramat
Malinggut
: Prabu singadipati
8.
Kramat
Cisadapaingan : Prabu Siliwangi
Dewantara
9.
Kramat Pasirmindi
: Nyi Ronasih
10.
Keramat
Sinoman : Gunung Madati
sebagai tempat bersemayam Ratu Onom, karena konon onom-onom
yang ada di Rawa bak bok banjar hanya anak buahnya saja.
11.
Alun-alun
: Pancarasa-Pancabaya
Sejarah Pemerintahan Desa
NAMA-NAMA KUWU/KEPALA DESA
SEBELUM DAN SESUDAH BERDIRINYA
DESA SADAPAINGAN
No
|
Periode
|
Nama Kepala Desa
|
Keterangan
|
1
|
1830 s/d 1835
|
Aki Panglurah
|
|
2
|
1835 s/d 1850
|
Dipasantana
|
|
3
|
1851 s/d 1864
|
Suradiprana
|
|
4
|
1865 s/d 1899
|
Singawijaya
|
|
5
|
1899 s/d 1900
|
Ujat
|
|
6
|
1900 s/d 1932
|
Sastrawijaya
|
|
7
|
1933 s/d 1943
|
Marhali Astradinata
|
|
8
|
1944 s/d 1946
|
Wartadinata
|
|
9
|
1947 s/d 1948
|
Wikarta
|
|
10
|
1949 s/d 1950
|
S. Sutisnamiharja
|
|
11
|
1951 s/d 1953
|
Abdul Majid
|
|
12
|
1954 s/d 1960
|
Kartasasmita
|
|
13
|
1961 s/d 1969
|
Surna Supena
|
|
14
|
1970 s/d 1971
|
Zainal Mutaqin
|
Kartiker
|
15
|
1971 s/d 1980
|
K. Natawiria
|
|
16
|
1981 s/d 1989
|
K. Natawiria
|
|
17
|
1989 s/d 1995
|
E. Natasumantri
|
|
18
|
1996 s/d 1999
|
Aman
|
Kartiker
|
19
|
1999 s/d 2007
|
Sutisna Wikarta
|
|
20
|
2007 s/d Sekarang
|
Hadi
|
Tabel 2. Sejarah Pembangunan Desa
No
|
Tahun
|
Kegiatan Pembangunan
|
Pendanaan
|
1
|
1977
|
Pembangunan DAM Cioled
|
Subsidi Pemerintah
|
2
|
1978
|
Pembeangunan Balai Desa Sadapaingan
|
Subsidi+ Got Roy
|
3
|
1979
|
Pembangunan Jembatan Cipicung
|
Subsidi+Swadaya
|
4
|
1980
|
Pembangunan DAM Cijoho
|
Subsidi+Swadaya
|
5
|
1981
|
Pembangunan DAM Dangdeur
|
Subsidi+Swadaya
|
6
|
1982
|
Rehab Jembatan Cipicung
|
Swadaya Masyarakat
|
7
|
1984
|
Pembangunan DAM Pakuwon
|
Pemerintah DT II
|
8
|
1985
|
Pembangunan DAM Cikaler
|
Pemerintah DT II
|
9
|
1987
|
Pembangunan DAM Sindang aring
|
Pemerintah DT II
|
10
|
1987
|
Pembangunan Listrik Masuk Desa
|
Swadaya Masyarakat
|
11
|
1987
|
Pembangunan SDN 3 Sadapaingan
|
Pemerintah DT II
|
12
|
1988
|
Pembangunan DAM Jambu
|
Pemerintah DT II
|
13
|
1988
|
Pembangunan DAM Sawah Kadu
|
Pemerintah DT II
|
14
|
1989
|
Rehab Mesjid Jami Sadapaingan
|
Swadaya Masyarakat
|
15
|
1989
|
Pembangunan SD V
|
Subsidi Pemerintah
|
16
|
1990
|
Perbaikan Lapang Sepakbola
|
Swadaya Masyarakat
|
17
|
1991
|
Pembangunan Ruang PKK
|
Swadaya Masyarakat
|
18
|
1991
|
Pengaspalan Jalan Desa 3.5 km
|
APBD / Swadaya
|
19
|
1992
|
PembangunanTaman Kanak-Kanak
|
Swadaya Masyarakat
|
20
|
2000
|
Pembangunan/Pengerasan Jalan TPT/TPT
|
APBD Propinsi
|
21
|
2001
|
Pemb. DAM Pakuwon
|
APBD
|
22
|
2002
|
Pembangunan Pipanisasi
|
Dana APBD Kab
|
23
|
2002
|
Pembangunan DAM Kopo
|
APBD
|
24
|
2003
|
Pmeliharaan Saluran air pakuwon
|
APBD
|
25
|
2005
|
PDMDKE Perbaikan Jalan Desa
|
APBD
|
26
|
2006
|
Weslc II
|
APBN
|
27
|
2006
|
Pemb. TPT Jalan Desa poros dusun
|
ADD/Swadaya
|
28
|
2007
|
Pemb. TPT Jalan Desa Poros Dusun
|
APBD Propinsi
|
29
|
2007
|
Pengaspalan jalan Dsn Bjs-KRS/PPIP
|
APBD Propinsi
|
30
|
2008
|
Rehab Kantor Desa Sadapaingan
|
APBD
|
31
|
2008
|
Rehabilitasi SD 1, 3, 4 dan 5
|
APBD
|
32
|
2008
|
Rehabilitasi DAM Cioled
|
APBD
|
33
|
2008/ 09
|
Penetrasi Jalan Desa
|
APBN/Swadaya
|
34
|
2009
|
Pembangunan TPT Jalan Desa poros Dusun
|
APBN/Swadaya
|
35
|
2010
|
Pemb. Madrasah Nurul Yakin Bjs
|
Swadaya
|
36
|
2010
|
Mebeler MD Nurul Yakin
|
APBN/Swadaya
|
37
|
2010
|
Pemb. TPT Jln Desa Poros Dusun
|
APBD/Swadaya
|
2.1.2 Demografi
Tabel 3. Kondisi Geografis
No
|
Uraian
|
Keterangan
|
1
|
Luas wilayah : 643,690 Ha
|
|
2
|
Jumlah Dusun : 7 (Tujuh)
1) Dusun Cipeundeuy
2) Dusun Sadapaingan
3) Dusun Kalapa
4) Dusun Cimanem
5) Dusun Karangsumiar
6) Dusun Bojongsari
7) Dusun Cogreg
|
|
3
|
Batas wilayah :
a.
Utara : Kabupaten
Majalengka
b. Selatan :
Gunung Madati
c.
Barat : Sungai Cijolang/Kab.
Majalengka
d.
Timur : Desa Gardu Jaya
|
|
4
|
Topografi
a. Luas kemiringan lahan
(rata-rata)
1. Datar 394,230 Ha
2. Miring 249,460 Ha
b. Ketinggian di atas permukaan
laut (rata-rata) 700 m
|
|
5
|
Hidrologi :
Irigasi berpengairan tehnis
|
|
6
|
Klimatologi :
a.
Suhu 25 – 30 °C
b. Curah Hujan 2000/3000 mm
c. Kelembaban udara
d. Kecepatan angin
|
|
7
|
Luas lahan pertanian
a. Sawah teririgasi
: 44,9 Ha
b. Sawah tadah
hujan : 200,5 Ha
c. Perkebunan
: 37,2 Ha
|
|
8
|
Luas lahan pemukiman :
24,7 Ha
|
|
9
|
Kawasan rawan bencana :
Longsor
: 20
Ha
|
2.1.3. Keadaan Sosial
Tabel 5. Keadaan Sosial
No.
|
Uraian
|
Jumlah
|
Keterangan
|
1
|
Kependudukan
|
||
A. Jumlah Penduduk (Jiwa)
|
4929
|
||
B. Jumlah KK
|
1602
|
||
C. Jumlah laki-laki
|
|||
a. 0 – 15 tahun
|
579
|
||
b. 16 – 55 tahun
|
1276
|
||
c. Diatas 55 tahun
|
553
|
||
D. Jumlah perempuan
|
|||
a. 0 – 15 tahun
|
514
|
||
b. 16 – 55 tahun
|
1415
|
||
c. Diatas 55 tahun
|
592
|
||
2
|
Kesejahteraan Sosial
|
||
A. Jumlah KK Prasejahtera
|
262
|
||
B. Jumlah KK Sejahtera
|
300
|
||
C. Jumlah KK Kaya
|
180
|
||
D. Jumlah KK Sedang
|
602
|
||
E. Jumlah KK Miskin
|
258
|
||
3
|
Tingkat Pendidikan
|
||
A. Tidak tamat SD
|
317
|
||
B. SD
|
2973
|
||
C. SLTP
|
576
|
||
D. SLTA
|
268
|
||
E. Diploma/Sarjana
|
57
|
||
4
|
Mata Pencaharian
|
||
A. Buruh Tani
|
542
|
||
B. Petani
|
909
|
||
C. Peternak
|
525
|
||
D. Pedagang
|
114
|
||
E. Tukang Kayu
|
12
|
||
F. Tukang Batu
|
6
|
||
G. Penjahit
|
22
|
||
H. PNS
|
34
|
||
I. Pensiunan
|
36
|
||
J. TNI/Polri
|
3
|
||
K. Perangkat Desa
|
14
|
||
L. Pengrajin
|
2
|
||
M.Industri kecil
|
38
|
||
N. Buruh Industri
|
133
|
||
O. Lain-lain
|
72
|
||
5
|
Agama
|
||
A. Islam
|
100%
|
||
B. Kristen
|
-
|
||
C. Protestan
|
-
|
||
D. Katolik
|
-
|
||
E. Hindu
|
-
|
||
F. Budha
|
-
|
THE END***
Mungkin cukup sampai disini cerita yang bisa saya tulis, cerita ini masih
jauh dari kesempurnaan. Mohon ma’af bila ada kata-kata yang masih kurang jelas
untuk itu kritik dan saran yang bersipat membangun sangatlah kami harapkan,
akhir kata Wassalammualaikum Wr. Wb.
0 Komentar